Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PARIWISATA DI KABUPATEN SOLOK,PROVINSI SUMATERA BARAT

 


DAMPAK COVID-19 TERHADAP PARIWISATA DI KABUPATEN SOLOK,PROVINSI SUMATERA BARAT

Tugas Individu

Mata Kuliah : Teori Perkembangan Kota

Di Susun oleh : Fakhri Syarif (2010247372)

Dosen Pengajar : Dr Swiss Tantoro, M.Si

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PERKOTAAN

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2021

‘Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Kabupaten Solok,Provinsi Sumatera Barat’

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar yang ada di Asia Tenggara, yaitu memiliki kurang lebih 17.000 pulau dan 34 Provinsi yang tersebar didalamnya``yang mana dengan keberagaman pulau dengan keunikannya masing – masing. Dalam catatan jumlah penduduk indonesia mencapai 270 juta jiwa yang mana jumlah pendududk sebnayak itu telah terbagi kepada 17.000 pulau yang ada di Indonesia,oleh karena itu indonesia digelari negara kepulauan dengan penduduk terbanyak,namun dengan keberagaman itu sendiri menjadikan Indonesia unik dan memiliki keunikan menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara akan datang mengunjunginya sebagai destinasi wisata.

Dengan keberagamannya menjadikan Negara Indonesia sebagai negara yang multi Cultural yang memiliki berbagai macam budaya,bahasa dan kearifan lokal yang berbeda – beda, hal ini juga yang mempengaruhi para wisatwan akan mengunjungi tempat dan pengalaman yang baru disetiap perjalannnya di Indonesia dan ini dibuktikan dengan tingginya angka wisatwan mengunjungi Indonesia yang berasal dari berbagai Negara, bahkan hampir setiap daerah di Indonesia bisa ditemukan pelancong luar negeri maupun pelancong yang berasal dari Indonesia juga namun dari daerah yang berbeda, yang bisa menghabiskan akhir pekan ataupun libur cutinya hanya untuk berlibur di daerah yang ingin mereka jajaki baik itu berupa sejarahnya,budayanya maupun kulinernya yang satu sama lain memiliki keunikan dan keanekaragaman.

Gambar 1.1 Kunjungan turis mancanegaradi Indonesia

Dari grafik 1.1 dapat dlihat bahwa pada tahun 2018 – 2020 terus mengalami penurunan, ini semua diakibatkan adanya wabah covid-19 yang menyerang diseluruh negara yang ada,covid-19 sendiri atau yang kita ketahui dengan nama aslinya corona virus desease 19 merupakan virus yang apada awalnya berkembang dan menyerang penduduk yang ada di Weuhan China yang mana virus ini berkembang sangat cepat melalui udara, kontak antara penduduk yang telah terjangkit dengan yang belum terjangkit, yang ditandai dengan demam, hilangnya rasa pengecap dan terganggunya indra penciuman,melihat dari gejalanya mungkin biasa dan tidak terlihat terlalu membahayakan namun mematikan, hal ini menyebabkan kurangnya wisatawan yang mengunjungi Indonesia.

Pandemi covid-19 menjadikan sebagian besar Negara di dunia membuat kebijakan baru untuk menghambat penyebaran virus ini termasuk Indonesia. Kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghambat penularan covid-19 seperti Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah. Dengan adanya kebijakan tersebut ternyata berimbas dalam berkurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke beberapa destinasi wisata. Salah satu contoh Provinsi Sumatera Barat yang merupakan provinsi yang berada di sisi barat Pulau Sumatera, Sumatera Barat memiliki paket lengkap mulai dari pantai, laut,

pulau, danau, bukit, lembah, pegunungan, kuliner hingga kekayaan adat istiadat. Namun dikarenakan pandemi yang melanda menjadikan destinasi alam yang luar biasa menjadi sepi pengunjung, penurunan wisatawan juga berpengaruh dengan keadaan tempat yang semakin tidak terurus, itu yang saat ini terjadi di Kabupaten Solok Sumatera Barat daerah yang awalnya ramai pengunjung yang datang namun setelah pandemi melanda daerah ini menjadi sepi pegunjung, itu juga dikeluhkan pedagang yang berjualan jagung dipinggiran kebun teh, yang biasanya bisa meraup keuntungan yang banyak ketika akhir pekan namun dikarenakan pandemi ini pengunjung yang bisa dikatakan tidak ada, disebabkan larangan untuk keluar rumah dan lebih memilih untuk berada dirumah selama pandemi. Berdasarkan hal tersebut inilah yang menjadi alasan penulis membuat makalah tentang ‘`Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat’.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang pariwisata dan pandemi covid-19.

2. Untuk mengetahui dampak covid-19 Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Kabupaten Solok,Provinsi Sumatera Barat’.

C. Manfaat Penulisan

Agar dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya daam mengetahui Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata di Kabupaten Solok,Provinsi Sumatera Barat”.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sektor Pariwisata Kebun Teh Kayu Jao kabupaten Solok Salah satu objek wisata yang merupakan kebanggaan Kabupaten Solok dan selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan pada hari libur adalah Kebun Teh kayu Jao. Kebun teh ini berlokasi di Nagari Batang Barus di Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Sebenarnya, lokasi kebun teh ini bukanlah objek wisata melainkan hanyalah sebuah kebun yang dimiliki oleh PTPN VI Unit Usaha Danau Kembar. Akan tetapi, karena memiliki pesona pemandangan alam dan hamparan kebun teh yang begitu indah, maka banyak warga yang sering beristirahat di pinggir jalan di sepanjang kebun teh ini. Biasanya, lokasi kebun teh Kayu Jao sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan di hari libur. Kalau di hari biasa, yang mengunjungi kebun teh ini hanya warga yang biasa lewat di lokasi kebun teh ini. Akan tetapi, apabila libur datang memang para wisatawan sengaja datang kesini untuk menikmati indahnya pemandangan alam kebun teh ini. Mereka biasanya datang kesini bersama keluarga dan juga pasangannya. Aktivitas yang sangat sering dilakukan oleh para wisatawan di Kebun Teh Kayu Jao ini adalah berfoto-foto ria. Tempat ini merupakan tempat yang sangat cocok untuk berfoto dengan memiliki latar yang indah berupa kebun teh yang luas. Hal ini juga diperindah dengan adanya pemandangan Gunung Talang yang berdiri kokoh di belakangnya dan membuat kunjungan wisata mereka terasa sangat menyenangkan. Waktu yang paling cocok untuk mendatangi kebun teh ini adalah pada siang hari karena udaranya tersa sejuk dan tidak terlalu dingin.

B. Corona virus desease 2019 ( covid-19) Penyakit corona virus 2019 atau Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh jenis virus corona. Nama lain dari penyakit ini adalah Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-COV2). Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Desember 2019. Dalam beberapa bulan saja, penyebaran penyakit ini telah menyebar ke berbagai negara, baik di Asia, Amerika, Eropa, dan Timur Tengah serta Afrika. Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan penyebaran COVID-19 dikategorikan sebagai pandemi. Virus ini diduga berasal dari hewan liar yaitu kelalawar. Lalu, bermutasi dari hewan kepada manusia, dan dari manusia kepada manusia yang lainnya. Ciri-ciri awal orang yang terinfeksi virus Covid-19 antara lain yaitu demam, batuk, dan sesak napas. Gejala tinggi sulit bernapas, dada terasa sakit, kepala sakit, badan kaku sulit bergerak, area wajah membiru. Sehingga Covid-19 dapat mematikan yang terinveks Tingkat keparahan gejala Covid-19 dapat berkisar dari sangat ringan hingga berat. Orang yang lebih tua atau memiliki kondisi medis terdahulu, seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit paru-paru mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit atau gejala yang lebih serius. Maka itu, efek penyakit COVID-19 pada setiap orang mungkin akan berbeda, tergantung kondisi kesehatan masing-masing. Selain itu, gejala COVID-19 juga ternyata tidak hanya menyerang sistem pernapasan. Pada kasus tertentu, infeksi virus ini juga menimbulkan masalah pencernaan, seperti diare.

C. Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Pariwisata Kebun Teh Kabupaten Solok

Kasus penyebaran pandemi virus corona (covid-19) di dunia termasuk di indonesia kian hari kian meningkat kasus positifnya. Akibat dari penambahan kasus psositif yang kian hari kian meningkat tajam itulah, mengakibatkan para pemerintah diseluruh negara-negara yang terdampak virus corona mengeluarkan himbauan untuk mentaati gerakan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak minimal 1 Meter dan mencuci tangan dengan benar sesering mungkin minimal 20-60 detik agar dapat membantu memutuskan mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19). Selain itu, pemerintah di hampir semua negara yang terdampak juga harus harus mengambil keputusan dan tindakkan untuk melakukan lockdown atau pembatasan sosial bersekala besar ( PSBB ) dinegaranya masing-masing.

Wabah pandemi virus corona ( covid-19 ) ini tidak hanya menyerang sistem kesehatan dan kekebalan tubuh manusia saja, namun juga menyerang berbagai sistem dilini kehidupan masyarakat diseluruh negara-negara yang terdampak oleh wabah pandemi virus ini. Akibat dari adanya peraturan pemerintah untuk menerapkan lockdown dan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) diseluruh negara-negara yang terdampak, maka mengharuskan banyak kegiatan dengan terpaksa harus dihentikan sementara atau diubah menjadi berkegiatan dari rumah saja. Contohnya, bersekolah dari rumah, berkerja dari rumah, beribadah dari rumah dan lain sebagainya. Selain itu, imbas lain dari adanya penerapan lockdown dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) itu adalah penutupan semua tempat-tempat yang akan memicu adanya kegiatan berkumpul dan keramaian contohnya seperti penutupan sekolah, tempat-tempat ibadah, mall-mall, tempat-tempat hiburan, restoran atau tempat makan, tempat-tempat wisata dan lain sebagainya. Keputusan ini diambil oleh pemerintah karena bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran pandemi virus covid-19 (virus corona).

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Adapun rendahnya kepercayaan wisatawan menjadi salah satu penyebabnya.

Pernyataan itu disampaikan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya. Ia menyampaikannya dalam kegiatan bincang bisnis online Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) bertajuk Sinergi ASITA dan Pemerintah Menyikapi Kebijakan New Normal Pariwisata Indonesia

Di Kabupaten Solok sendiri dampak dari wabah covid-19 banyak terjadi salah satunya di daerah Alahan Panjang dengan pesona alam hijaunya yaitu kebun teh, sebelumnya daerah ini menjadi pilihan utama dari wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Solok selain dari destinasi wisata lainnya, dampaknya tidak hanya dengan menurunnya wisatawan yang berkunjung, namun juga dari pengusaha kuliner yang kehilangan dari setengah omset biasanya, kian hari bukan makin membaik namun keadaannya makin parah terlebih dengan adanya keputusan pememrintah melarang adanya perkumpulan yang skalanya besar, dilarangnya masuk bagi penduduk luar daerah menjadikan daerah ini sepi pengunjung, masyarakat yang sebelumnya bekerja sekarang tidak lagi memiliki pekerjaan yang mana ini akan menimbulakan adanya kejahatan seperti pemalakan.

BAB III

SOLUSI DAN REKOMENDASI

Beberapa solusi yang dapat dilaksanakan dalam usaha mengurangi penyebaran wabah covid-19 serta memajukan sektor wisata sehingga mampu membangkitkan ekonomi pengelola wisata serta masyarakat sekitar destinasi wisata.

1. Menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran Pemerintah.

Untuk lokasi wisata, salah satu protokol yang harus dijalankan oleh pengelola adalah mewajibkan pekerja/SDM pariwisata dan pengunjung menggunakan masker.

"Mewajibkan pekerja/SDM pariwisata dan pengunjung menggunakan masker. Jika tidak menggunakan masker tidak diperbolehkan masuk lokasi daya tarik wisata," seperti yang tertera dalam Kepmen tersebut. Protokol kesehatan untuk lokasi daya tarik wisata ini memang ditujukan kepada pengelola, pekerja hingga pengunjung. Selain mewajibkan pekerja dan pengunjung menggunakan masker, protokol lain yang harus dipenuhi oleh pengelola adalah:

a. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait Covid-19 di wilayahnya.

b. Melakukan pembersihan dengan disinfeksi secara berkala (paling sedikit tiga kali sehari) terutama pada area, sarana dan peralatan yang digunakan bersama seperti pegangan tangga, pintu toilet, perlengkapan dan peralatan penyelenggaraan kegiatan daya tarik wisata, dan fasilitas umum lainnya.

c. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses oleh pengunjung.

d. Memastikan kamar mandi/toilet berfungsi dengan baik, bersih, kering, tidak bau, dilengkapi sarana cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, serta memiliki ketersediaan air yang cukup.

e. Memperbanyak media informasi wajib pakai masker, jaga jarak minimal 1 meter, dan cuci tangan di seluruh lokasi.

f. Memastikan pekerja/ SDM pariwisata memahami perlindungan diri dari penularan Covid-19 dengan PHBS.

g. Pemberitahuan informasi tentang larangan masuk ke lokasi daya tarik wisata bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

h. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk gedung. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3 derajat Celcius (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk. Petugas pemeriksa suhu menggunakan masker dan pelindung wajah (face shield). Pelaksanaan pemeriksaan suhu agar didampingi oleh petugas keamanan.

i. Memasang media informasi untuk mengingatkan pekerja/ SDM pariwisata, dan pengunjung agar mengikuti ketentuan pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer serta kedisiplinan menggunakan masker.

j. Menerapkan jaga jarak yang dapat dilakukan dengan berbagai cara,

k. Mendorong penggunaan metode pembayaran nontunai.

l. Jika memungkinkan, dapat menyediakan pos kesehatan yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan dan sarana pendukungnya untuk mengantisipasi pengunjung yang mengalami sakit.

m. Jika ditemukan pekerja/SDM pariwisata dan pengunjung yang ditemukan yang suhu tubuhnya > 37,3 derajat celsius dan gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas, diarahkan dan dibantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

n. Lokasi daya tarik wisata yang berisiko terjadinya penularan karena sulit dalam penerapan jaga jarak dan banyaknya penggunaan peralatan/benda-benda secara bersama/bergantian, agar tidak dioperasikan dahulu.

Beberapa protokol kesehatan yang perlu diperhatikan pekerja/ SDM tempat wisata, protokol kesehatan antara lain:

a. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja di lokasi daya tarik wisata. Tetap di rumah jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas dan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut, dan laporkan pada pimpinan tempat kerja.

b. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak minimal 1 meter, hindari menyentuh area wajah.

c. Semua pekerja naik pedagang, petugas keamanan, tukang parkir dan lainnya harus selalu berpartisipasi aktif mengingatkan pengunjung untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.

d. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

e. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

Beberapa protokol kesehatan yang perlu diperhatikan oleh untuk pengunjung wisata :

a. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan ke lokasi daya tarik wisata. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan,

dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

b. Selalu menggunakan masker selama berada di lokasi daya tarik wisata. Mungkin penggunaan maskernya bisa dilepas disaat akan makan,atau sebelum melakukakn ibadah namun saat aktifitas lainnya masker harus tetap digunakan

c. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

d. Menghindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut dikarenakan bagian tersebut rentan akan tersntuh tanpa adanya kesengajaan.

e. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter.

f. Saat sampai di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.

g. Membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan, dikarenakan kebiasaan sebelum aanya wabah covid-19 di Indonesia masyarakat lebih bersifat acuh tak acuh terhadapa kebersihan barang bawaan sehingga telah menjadi kebiasaan, namun di saat seperti sekarang ini memang kebersihan menjadi hal yang paling utama. 2. Menerapkan program CHSE (Clean Health Savety & Enviroment ) Program ini hadir sebagai upaya pemerintah dalam menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi masyarakat. “Kemenparekraf membuat content sosialisasi, serta publikasi destinasi wisata dengan tujuan untuk menarik wisatawan. Namun, karena kondisi yang masih belum pulih maka target utama adalah wisatawan nasional. Karena itu, kami minta kepada seluruh pelaku usaha di sektor pariwisata untuk segera mendapatkan sertifikasi CHSE. Dengan adanya sertifikasi ini, maka wisatawan akan merasa aman dan nyaman saat tengah berwisata

Ada sejumlah kriteria dalam penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE. Pertama, cleanliness yaitu aspek kebersihan di mana pelaku usaha harus memastikan kebersihan pada tempat usahanya, seperti ketersediaan sabun cuci tangan atau hand sanitizer untuk pengunjung. Kedua, health atau kesehatan. Dalam menjaga kesehatan di area usaha, pelaku usaha perlu menjaga kesehatan baik para pekerja maupun pengunjung. Mulai dari pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker, hingga menerapkan pembatasan sosial dengan pengaturan jarak serta meminimalisasi kerumunan. Ketiga, safety atau keamanan. Untuk menjaga keamanan serta keselamatan, pelaku usaha perlu menyiapkan prosedur penyelamatan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana atau kondisi darurat yang tidak diinginkan. Terakhir, environment sustainability atau kelestarian lingkungan. Pelaku usaha perlu memastikan bahwa usahanya telah menerapkan kondisi yang ramah lingkungan. Misalnya dengan penggunaan perlengkapan dan bahan ramah lingkungan, hingga mengondisikan area agar terasa nyaman untuk pengunjung. Tempat-tempat wisata yang mewajibkan pengunjung memakai masker meliputi usaha jasa transportasi wisata, usaha hotel, homestay atau pondok wisata, rumah makan, MICE, dan usaha terkait lainnya. Sementara usaha atau fasilitas lain terkait pariwisata yang perlu melakukan sertifikasi CHSE yakni pusat informasi pariwisata, tempat penjualan cendera mata, serta toilet. Pelaku yang hendak mendapat sertifikasi CHSE dan label Indonesia Care diharuskan mengisi formulir identitas berisi data diri dan data usaha terlebih dahulu di www.chse.kemenparekraf.go.id, kemudian mengunggah data-data pendukung seperti yang tercantum di situs. 3. Mencari investor dalam usaha membenahi tempat wisata seehigga bisa mewujudkan wisata yang bersih, terawat dan tettap mempertahankan keaslian indahnya kebum teh. 4. Memikat selebram atau promotor dalam mempromosikan tempat wisata sehingga ramai pengunjung dengan menggunakan media sosial

5. Melakukan monitorng pelaksanaan protokol kesehatan dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran 6. Bekerja sama dengan beberapa pihak terkait seperti dians pariwisata, dinas kesehatan polisi dan tentara maupun dinas sosial 7. Memberikan edukasi tentang covid-19 terhadap masyarakat sekitar tempat wisata sehingga sama- sama bekerja sama dalam memajukan tempat wisata dan meminimalisir damapak covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=jumlah+kepulauan+di+indonesia&oq=jumlah+kepulaua&aqs=chrome.2.69i57j0l9.14281j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 https://www.google.com/search?q=jumlah+penduduk+indonesia+2021&safe=strict&sxsrf=ALeKk02zbcqMvPWF4SWV3pwDur52I9ePbA%3A1623112172952&ei=7LmYMXYOZOvyAObhYiABw&oq=jumlah+penduduk+indonesia&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQRxCwAzIHCAAQsAMQQzICAAQsAMQQ1AAWABgwvIBaAJwAngAgAGaUYgBmlGSAQM5LTGYAQCqAQdnd3Mtd2l6yAEKwAEB&sclient=gws-wiz

https://bali.tribunnews.com/2020/06/21/28-aturan-protokol-kesehatan-yang-harus-dipatuhi-pengelola-pekerja-dan-pengunjung-tempat-wisata

https://katadata.co.id/ariemega/berita/60192e5c0baa3/sertifikat-chse-upaya-sektor-pariwisata-untuk-bangkit-di-masa-pandemi

DOWNLOAD

Posting Komentar untuk "DAMPAK COVID-19 TERHADAP PARIWISATA DI KABUPATEN SOLOK,PROVINSI SUMATERA BARAT"