DAMPAK COVID-19 TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
Nim : 2010247373
SOSIOLOGI PERKOTAAN – PASCASARJANA
Dosen : Dr. Swis Tantoro, M.Si.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Corona virus disease tahun 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona virus. Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acuate Respiratory Syndrome (SARS). Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019, kemudia diberi nama Severe Acuate Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-COV2)1.
Covid-19 merupakan wabah penyakit yang menjangkit seluruh dunia, baik itu negara berkembang bahkan negara maju, baik di daerah perdesaan juga di pemukiman perkotaan pun juga terkena wabah virus Covid-19, pandemic yang sangat menyebar luas ini sangat berdampak pada tatanan kehidupan makhluk di muka bumi antara lain dalam bidang social, agama, ekonomi, politik, pendidikan dan sebagainya. Virus corona ini tergolong sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh. Secara umum bila ada yang mengalami demam, flu,
1 Promkes Kementerian Kesehatan RI,” Informasi Tentang Corona Virus (Novel Corona Virus)” https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/ (diakses pada 11 Juni 2021 pukul 15:00)
batuk, dan sesak napas dalam batas waktu tertentu ini adalah suatu gejala penyakit Covid-19, maka harus ada kewaspadaan dan kerja sama yang baik dengan keluarga atau rekan kerja selama beraktivitas di dalam rumah, di ruang kerja, dan di dalam lingkungan masyarakat.
Keberadaan Covid-19 yang mematikan ini telah banyak menyita perhatian dunia. Ada yang menanganinya dengan sangat serius, ada pula yang seolah-olah tak mau tahu, tapi karena hari demi hari penyebarannya semakin banyak, maka langkah konkret yang harus ditempuh sebagai antisipasi adalah membangun kerja sama yang baik dengan keluarga, rekan kerja, dan pihak pihak terkait.
Penyakit Covid-19 telah menggerakkan para kepala negara untuk cepat tanggap dan peduli atas keselamatan rakyatnya. Hal ini dapat kita lihat dari berbagai pengumuman untuk meliburkan sekolah, meniadakan kuliah tatap muka, larangan terlibat dalam keramaian, termasuk larangan ke luar negeri, baik untuk umrah, rekreasi, ataupun hanya untuk kunjungan biasa. Peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu sangat berpengaruh terhadap segala sektor, termasuk perekonomian dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Berdasarkan informasi di media ini beberapa hari lalu bahwa lebih kurang 50 juta orang terancam kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19), sulit untuk dibayangkan bila terjadi pengangguran maka masalah sosial akan terus bermunculan. Namun, semua itu perlu digarisbawahi bahwa apa pun yang dilakukan pemerintah adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya, karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati2.
Pada masa pandemi COVID-19 sangat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di kota Dumai terlebih lagi dilihat dari pandangan kehidupan sosial, Selain itu, dampak
2
pengaruh virus corona (Covid-19) dalam kehidupan sosial masyarakat, di antaranya adalah timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap orang-orang yang ada di seputaran kita atau yang baru kita kenal. Sebagai contoh pada saat kita membeli makanan, baik di warung yang berlabel maupun kaki lima kita pasti akan mencari tahu apakah bersih atau tidak. Apakah pelayan ada bersentuhan dengan orang yang terjangkit virus atau tidak, adakah petugas atau pelayan yang mencuci tangan pada saat mengolah atau memproses makanan yang kita pesan atau tidak, sehingga timbul keraguan.
Pada saat kita berbicang atau berjumpa baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan rumah dan dengan masyarakat setempat kita pun enggan berjabat tangan, meskipun mereka adalah orang tua, sebagaimana yang kita ajarkan kepada anak-anak kita untuk selalu menghormati yang lebih tua. Namun, situasi saat ini mengharuskan kita untuk menghindari berjabat tangan dan harus menjaga jarak ± 2 meter bila ingin berbicara dengan orang lain, apalagi orang yang tidak kita kenal.
Berdasarkan observasi awal dampak pandemi Covid-19 di Kota Dumai banyak ditemui perubahan tatanan kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat yaitu salah satunya di berlakukan Social distancing, maka penulis memilih pembahasan “ DAMPAK COVID-19 TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT di Kota Dumai”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah :
1. Bagaimana dampak positif Covid-19 terhadap kehidupan masyarakat di Kota Dumai ?
2. Bagaimana dampak negatif Covid-19 terhadap kehidupan masyarakat di Kota Dumai ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak positif Covid-19 terhadap kehidupan masyarakat di Kota Dumai.
2. Untuk mengetahui dampak negatif Covid-19 terhadap kehidupan masyarakat di Kota Dumai.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil penulisan dengan mengangkat pembahasan “Dampak Covid-19 Tehadap kehidupan Masyarakat di Kota Dumai” diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat berguna untuk menambah referensi atau informasi yang berkaitan dengan dampak covid-19 bagi kehidupan masyarakat.
2. Bagi penulis, tulisan ini merupakan tugas yang harus dipenuhi oleh Mahasiswa Pasca Sarjana Sosiologi Universitas Riau dari Dr. Swis Tantor, M.Si.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Corona Virus Disease
COVID-19 atau Corona Virus Disease tahun 2019 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru. Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang bisa menyebabkan berbagai gejala ringan hingga berat. Dari segi gejalanya, keluarga virus ini seringkali menyerang di sistem pernapasan manusia. Setidaknya, terdapat dua jenis coronavirus yang juga pernah menyerang masyarakat Indonesia dan kasus penyebarannya cukup tinggi, yakni East Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (SARS-CoV). Dan akhir-akhir ini, muncul coronavirus baru yang dinamakan dengan penyakit COVID-19. Menurut WHO (2020) berdasarkan panduan Surveilans Global, definisi COVID-19 dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yakni: (1) kasus terduga atau suspect case, (2) kasus probable atau probable case, dan (3) kasus terkonfirmasi atau pasien yang sudah terbukti positif melalui tes laboratorium. Sementara di Indonesia definisi klasifikasi kasus COVID-19 ini dibedakan menjadi: (1) pasien dalam pengawasan atau PdP, (2) orang dalam pemantauan atau OdP, dan (3) orang tanpa gejala atau OTG (Kemenkes RI, 2020). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, adapun gejala umum yang akan dirasakan oleh penderita ketika terpapar COVID-19 adalah demam dengan suhu tubuh melebihi 38 derajat Celsius, timbul gejala batuk, sesak napas yang teramat hingga membutuhkan perawatan intens di rumah sakit. Meskipun begitu, setiap gejala yang muncul akan berbeda bagi setiap penderita. Apalagi pada beberapa kasus, gejala bisa diperberat ketika penderita merupakan kalangan usia lanjut serta mempunyai riwayat klinis penyakit penyerta lainnya atau komplikasi penyakit lain misalnya, penyakit paru obstruktif menahun, diabetes, kolesterol tinggi, penyakit jantung. Pun penyebaran virus corona ini akan cepat
mengenai seseorang ketika memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Selain perihal gejala, rupanya penyebaran COVID-19 atau virus corona ini tergolong sangat mudah. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa dari 1 pasien positif bisa menularkan 3 orang di sekitarnya pada masa inkubasi (Salazar, 2020). Menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (2020) dalam Ikfina (2020) data pasien COVID-19 jika diklasifikasikan menurut jenis kelamin di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah pasien laki-laki yang terinfeksi kasus virus corona lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan. Begitupun dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Begley (2020) dalam Ikfina (2020) bahwa adanya kerentanan yang dihadapi oleh laki-laki berkaitan dengan adanya pola pergerakan pihak laki-laki yang lebih banyak dan tinggi berada di luar rumah 61 daripada pihak perempuan yang lebih terbatas. Ditambah, selama masa pandemi ini, jika dibandingkan dengan laki-laki, perempuan lebih disiplin dalam menjalani protokol kesehatan seperti menerapkan physical distancing, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker dibandingkan dengan laki-laki. Meski begitu, data kerentanan tersebut belum bisa menjadi dasar terkait kondisi gender yang bisa mempangruhi infeksi COVID-19. ekonomi. Terlepas dari setiap penelitian yang dilakukan oleh berbagai tokoh, namun penyebaran virus corona ini memang dianggap begitu pesat. Akibat pertumbuhan kasus yang terus meluas dan bahkan peningkatkan kasus cukup pesat dan tinggi, akhirnya World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa COVID-19 adalah pandemi global. Sementara di Indonesia, Presiden RI, Joko Widodo menyatakan bahwasannya penyebaran virus corona ini adalah sebagai Bencana Nasional (bencan non-alam) terkait dengan adanya perpanjangan status darurat tertentu akibat bencana wabah penyakit. Tentunya dengan penetapan COVID-19 sebagai pandemi global, adalah isyarat bahwa pemerintah dan masyarakat tidak boleh main-main dalam menghadapinya. Akan banyak faktor yang berpengaruh terhadap kondisi masyarakat dan perlunya banyak kebijakan pemerintah
2.2 Definisi Dampak Sosial
Laju pertumbuhan kasus COVID-19 di Riau khusunya di Kota Dumai pastinya akan membawa banyak sekali dampak terhadap kehidupan masyarakat. Tidak hanya dampak kesehatan yang banyak menyebabkan masyarakat sakit bahkan meninggal, namun juga dampak di bidang sosial dan budaya masyarakat di Kota Dumai sejak penyebaran virus corona dan pemberlakukan social atau phsyical distancing, dampak sosial dan budaya di masyarakat semakin terasa. Menurut Poerwadarminto (1980:1085) dampak diartikan sebagai benturan antara dua benda yang mempunyai pengaruh sangat kuat untuk mendatangkan akibat negatif atau positif yang bisa menyebabkan penambahan dalam momentum (pasa) sistem yang mengalami benturan itu. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI.web.id) dampak merupakan sebuah benturan, atau pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif). Adapun mengenai sosial dan budaya, Enda (2010) menuturkan bahwa sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Jika dilihat dari arti kemasyarakatan, maka sosial ini akan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup secara bersama-sama, atau hidup secara bermasyarakat dari orang atau sekelompok orang yang di dalamnya ada struktur, organisasi hingga nilai-nilai dan aspirasi hidup untuk mencapai sesuatu (Ranjabar, 2006). Sedangkan budaya atau disebut juga sebagai kultur, adalah sikap hidup manusia dalam berhubungan secara timbal balik dengan alam, lingkungan hidupnya, yang di dalamnya sudah tercakup segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan karya baik dilihat secara konsep fisik berupa materiil maupun psikologis dan spiritual (Ranjabar, 2006). Dari pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa sosial budaya itu adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dengan segala pemikirannya, budi nuraninya dalam hidup bermasyarakat. Atau, bisa dikatakan juga bahwa sosial budaya adalah cara hidup dalam masyarakat. Melihat pada beberapa pengertian tersebut, bisa dikatakan bahwa dampak sosial budaya adalah segala sesuatu yang terjadi akibat adanya benturan atau pengaruh dari suatu hal
yang bisa menyebabkan pengaruh negatif maupun positif di bidang sosial atau kemasyarakat dan kultur maupun nilai-nilai kehidupan masyarakat. Perkembangan kasus COVID-19 di Kota Dumai, memperlihatkan sebuah kemajuan yang sangat pesat. Bahkan, meskipun beberapa waktu kasus COVID-19 ini sempat memudar, tetap saja penambahan kasus tetap terjadi. Akibat adanya pandemi COVID-19 ini, tentunya banyak membawa dampak atau pengaruh. Dampak-dampak ini pun berputar di beberapa sektor kehidupan masyarakat. Baik di sektor ekonomi, politik, hingga sosial budaya. Untuk sektor sosial budaya ditandai dengan adanya perubahan sosial budaya bagi masyarakat khususnya di Kota Dumai. Baik itu terhadap perilaku sosial masyarakat Kota Dumai, misalnya saja yang selalu bersama-sama dalam menjalankan sebuah kegiatan, nilai budaya masyarakat yang mulai luntur karena kurangnya interaksi dan sosialisasi masyarakat akibat pemberlakukan social/physical distancing, hingga kondisi sosial masyarakat yang hampir terpuruk akibat dampak PHK, kurangnya akses turis atau wisatawan di Kota Dumai yang terjadi karena pembatasan sosial, hingga penurunan pendapatan masyarakat. Dampak sosial budaya yang dihadapi oleh masyarakat Kota Dumai pun tidak terlepas dari dampak ekonomi yang kemudian muncul dan bahkan menjadi salah satu fokus perhatian paling penting. Pada kenyataannya, semenjak pandemi yang terjadi di wilayah Internasional, perekonomian setiap negara yang terdampak mengalami kemerosotan. Begitu halnya di kawasan Kota Dumai, banyak masyarakat yang harus kehilangan pekerjaan. Baik karena dilakukan PHK oleh perusahaan, atau karena tidak mendapatkan pemasukan bagi para pelaku usaha atau UKM. Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar bukan hanya berpengaruh pada masalah sosial di Indonesia, namun juga merambah pada masalah-masalah lain yang diakibatkan oleh pemberlakukan kebijakan tersebut. Dari segi sosialnya, tentu sudah jelas bahwa setiap masyarakat dan antar pihak lain jadi dibatasi proses sosialasiasinya, baik antar sesama keluarga, sesama teman, dan masyarakat lainnya. Kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan rutin dan tatapmuka, mendadak jadi ditiadakan, segala macam acara yang
sebelumnya sudah direncanakan, mendadakan harus batal. Belum lagi pihak perusahaan yang sudah mempersiapkan barang untuk produksi, mendadak harus tutup dan pegawainya dipekerjakan dari rumah. Selain beberapa dampak tersebut, kehadiran COVID-19 pun berpengaruh pada rendahnya sentimen investor terhadap pasar yang akhirnya berdampak pada kondisi pasar yang kurang stabil (Dito, 2020). Selain itu, Dito (2020) juga menyebutkan bahwa yang paling berdampak besar akibat adanya COVID-19 yakni sektor ekonomi dan perdagangan. Dimana pemberlakukan PSBB menyebabkan ekonomi negara dan daerah jadi melemah. Bahkan sektor ekspor Indonesia ikut mengalami pelemahan. Begitu juga para investor yang terlihat enggan untuk melakukan investasi sebab berada di fase ekonomi sulit. Adapun prospek pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia 2020 yang berpotensi lebih rendah apabila wabah Covid-19 makin menyebar sehingga memicu penerapan kebijakan restriksi atau social distancing yang lebih ketat oleh berbagai negara, dan tekanan pasar keuangan global berlanjut akibat ketidakpastian yang tinggi (Michael, 2020).
2.3 Dampak Sosial Covid-19 Terhadap Kehidupan Masyarakat
Selain menunjukan adanya peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID19 maupun pasien meninggal di Kota Dumai, penelitian ini pun memberikan hasil berupa pengaruh-pengaruh yang lebih menjurus ke arah negatif akibat penyebaran virus corona yang tinggi serta setelah diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar. Hasil ini didapatkan setelah melakukan proses wawancara secara digital terhadap beberapa sampel yang dijadikan objek penelitian, juga beberapa karya tulis penunjang. Adapun beberapa dampak sosial dan budaya yang ditemukan pada penelitian ini yang terjadi pada masyarakat Kota Dumai adalah sebagai berikut:
a. Dampak Sosial bagi Pendidikan.
Beberapa masalah yang dihadapi di bidang pendidikan tersebut seperti berikut:
1. Keterbatasan dalam penguasaan teknologi informasi yang dialami oleh anak-anak ketika diberlakukannya sekolah online.
2. Tidak semua anak-anak memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran daring, seperti misalnya tidak memiliki ponsel pintar yang kompatibel dengan belajar online, juga akses internet yang tidak dimiliki.
3. Tingkat stress atau gangguan psikologi anak meningkat karena kurangnya pemahaman terhadap metode belajar online, proses belajar yang dianggap sulit, tugas yang menumpuk, kesulitan dalam mengakses tugas yang diberikan.
4. Proses interaksi sosial jadi lebih terbatas bahkan cenderung tidak terjadi karena adanya pelarangan untuk berkumpul atau berkerumun bersama teman atau tidak bisa sekolah tatap muka sehingga tidak bisa bertemu teman.
b. Dampak Sosial Terhadap Orang Dewasa.
Orang Tua Selain pada anak-anak yang merupakan siswa atau mahasiswa, hasil penelitian pun menunjukan adanya dampak sosial terhadap para orangtua akibat COVID-19 terlebih setelah pemberlakukan PSBB. Beberapa dampak tersebut adalah:
1. Peningkatan jumlah pengangguran akibat diberlakukannya PHK (Putus Hubungan Kerja) oleh pihak pabrik maupun perusahaan
2. Sebanyak 54% pekerja laki-laki yang berhenti bekerja dan 56% perempuan yang mengalami hal serupa
3. Banyak orangtua yang mengeluh akibat diberlakukannya belajar daring sebab hampir 80% segala tugas harus dikerjakan oleh para orangtua, terlebih bagi orangtua yang anak-anaknya berada di pendidikan sekolah dasar.
4. Tingkat perceraian meningkat, Selain karena faktor ketidakcocokan, alasan lainnya adalah karena masalah ekonomi yang semakin sulit sebab pendemi. Alasan lainnya adalah karena adanya tindak kekerasan yang dialami oleh pihak perempuan. (jppn.com, 20/10/2020)
5. Kurangnya interaksi sosial yang dilakukan antar masyarakat sebab pandemi terjadi, seperti tidak lagi melangsungkan ibadah berjamaah di tempattempat ibadah umum (Masjid), tidak adanya kegiatan perkumpulan masyarakat, tidak diadakannya kegiatan ketika hari-hari besar seperti peringatan Hari Kemerdekaan pada bulan Agustus lalu, dan tingkat komunikasi atau silaturahmi antar keluarga jauh jadi menurun akibat tidak diperbolehkannya pulang kampung.
c. Dampak Budaya
Adapun dampak COVID-19 terhadap kehidupan sosial dan berbudaya masyarakat di Kota Dumai menjadi sebagai berikut:
1. Perubahan cara belajar-mengajar di Kota Dumai yang biasanya secara langsung atau tatap muka, beralih sistem menjadi via daring dan memanfaatkan berbagai media sosial seperti WhatsApp, Email, hingga aplikasi Tik Tok
2. Bisnis atau usaha masyarakat di bidang online shop jadi lebih tinggi seperti dengan memanfaatkan penjualan lewat media sosial atau marketplace online, terlebih ketika diberlakukan penutupan kedai-kedai atau cafe di lingkungan masyarakat
3. Silaturahmi online yang mulai semarak terjadi di mana-mana, bahkan hingga adanya proses akad maupun resepsi pernikahan yang dilakukan secara online
4. Di Kota Dumai, beberapa masyarakat pun mengalami panic buying atau pembelian bahan makanan secara berlebihan ketika pandemi karena dikhawatirkan akan terjadi krisis pangan. Termasuk juga beberapa alat kesehatan seperti pendeteksi suhu tubuh, masker, hingga alat tes covid.
5. Meskipun terjadinya panic buying namun tingka konsumsi masyarakat di Kota Dumai menurun, baik karena kurangnya pemasukan untuk memenuhi kebutuhan harian, maupun sebagai sikap berjaga-jaga karena dikhawatirkan akan terjadinya krisis pangan.
d. Dampak Sosial-Budaya terhadap Pemerintah
Tak hanya dirasakan oleh masyarakat, pemerintahan di Kota Dumai pun ikut merasakan dampak dari kehadiran COVID-19 sebagai pandemi global. Beberapa dampak tersebut adalah:
1. Perubahan metode kerja pemerintah yang lebih terbatas karena untuk meminimalisir penyebaran virus
2. Adanya kenaikan tingkat stress karena pemerintah perlu memberlakukan kebijakan baru ketika pandemi berlangsung
3. Munculnya berita-berita hoax atau disinformasi yang memicu pemerintah harus lebih ekstra dalam mengupayakan penekanan terhadap informasi yang beredar agar tidak banyak meluas berita hoax tersebut
4. Prof. Arry menuturkan adanya ancaman pandemi terhadap stabilitas pemerintahan karena muncul sebuah opini publik akan ketidakpercayaannya terhadap pemerintah yang bisa mengikis legitimisi pemerintahan (unpad.ac.id)
5. Pemerintah mulai memberlakukan banyak kebijakan baru selama pandemi, dari mulai pembatasan sosial, hingga pemberian bansos (bantuan sosial) berupa sembako maupun uang kepada masyarakat terdampak pandemi khususnya di Kota Dumai
6. Mulai dibuatnya lembagai layanan umum masyarakat untuk membantu masyarakat dalam mengatasi berbagai keluhan atau masalah yang terjadi akibat COVID-19
e. Dampak Sosial-Budaya bagi Tenaga Kesehatan
Dampak lain dirasakan juga oleh para tenaga kesehatan yang pada masa pandemi bertugas menjadi garda terdepan. Adapun beberapa dampak COVID-19 yang dirasakan sebagaimana berikut:
1. Kesulitan dalam melakukan hubungan sosial dengan keluarga karena pihak tenaga kesehatan lebih berpotensi untuk menularkan virus ke masyarakat
2. Adanya penilaian negatif dari masyarakat yang diterima oleh tenaga kesehatan sehingga seringkali memicu pengasingan, atau tidak diterimanya tenaga kesehatan di lingkungan masyarakat, bahkan di kampung halamannya sendiri
3. Perubahan pola kerja dan waktu kerja yang lebih tinggi karena lonjakan pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 Strategi Penanganan Dampak Sosial-Budaya COVID-19 di Kota Dumai Tujuan lain dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana strategi yang bisa dilakukan untuk menangani dampak sosial budaya yang disebabkan oleh COVID-19 di Kota Dumai. Maka dari penelitian ini, penulis bisa mendapatkan beberapa poin strategis yang bisa dijadikan konsep awal untuk membantu menangani dampak sosial budaya yang terjadi di masyarakat Kota Dumai, umumnya masyarakat di Indonesia. Rizqon (2020) mengatakan bawa dalam langkah menangani dampak Covid-19, tentunya sseluruh steakholders harus harus saling bahu membahu dalam memberikan penanganan yang tepat. Kondisi ini pun tidak boleh terlepas pandang dari setiap kebijakan pemerintah dan bagaimana pelaksanaan operasionalisasi di lapangan. Di Kota Dumai sendiri, terdapat sebuah lembaga yang dianggap harus mampu menyelesaikan berbagai permasalah di masyarakat.
BAB III
SARAN & REKOMENDASI
3.1 Saran & Rekomendasi
Ada beberapa poin strategis yang penulis temukan dari hasil penelitian berdasarkan beberapa masalah yang ada sebagai upaya penanganan dampak COVID-19 sebagaimana berikut ini:
A. mengurasi mobilitas masyarakat yang diartikan sebagai gerak sosial atau perpindahan masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain. Kebanyakan proses penyebaran virus COVID-19 terjadi akibat adanya kontak langsung antar pasien positif dengan masyarakat sehat. Pemerintah sendiri, sudah melakukan upaya pengurangan mobilitas masyarakat dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) namun hal tersebut pun memicu masalah-masalah baru. Maka dari itu perlu dilakukannya PSBB tertarget. Maksudnya, pembatasan sosial ini hanya ditujukan pada sektor-sektor terbesar pemicu penyebaran saja.
B. Mengadakan perlindungan UKM karena sejak adanya pengurangan mobilitas masyarakat, pihak-pihak yang memiliki usaha kecil menengah mengalami penurunan pendapatan. Baik berupa dukungan transisi dari media pemasaran offline ke online, bantuan dana dan sarana prasana yang tersebar secara tepat sasaran.
C. Mengadakan program pasar tradisional yang sehat agar tetap memberikan kebutuhan masyarakat akan pangan dan kebutuhan sehari-hari juga membuat para pedagang di pasar tradisional tetap mendapatkan penghasilan.
D. Diberlakukannya program bantuan sosial atau dana bantuan bagi masyarakat, namun masih banyak yang tidak menerimanya sehingga perlu pengolahan data penerima agar bantuan bisa tepat sasaran.
E. Menyediakan sarana prasarana yang memadai bagi para anak-anak atau pihak terkait pendidikan untuk memaksimalkan kondisi pendidikan di era pandemi (6) melakukan sosialisasi dengan lebih tertarget dan mengena kepada masyarakat agar terhindar dari disinformasi yang bisa memperburuk keadaan dan hubungan sosial antara masyarakat juga pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Anung. (2020). Pengaruh Kebijakan Social Distancing Pada Wabah COVID-19 Terhadap Kelompok Rentan di Indonesia. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. 9 (2), 62
Dito. (2020). Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.
Jurnal Benefita. Universitas Sumatera Utara. 5 (2), 213-214 Enda. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Ikfina. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia.
Jurnal Kependudukan Indonesia. Badan Pusat Statistik Papua. 39-40.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19. Jakarta: Kemenkes RI
Kompas Surabaya (2020). Pabrik Sampoerna Ditutup Setelah 2 Karyawan Positif COVID-19 diakses pada 26 Oktober 2020 dari https://surabaya.kompas.com/read/2020/04/30/11210601/pabrik- sampoerna-surabaya-ditutup-setelah-2-karyawan-positif-covid- 19?page=all
Michael, Hidayat. (2020). Dampak Coronavirus Terhadap Ekonomi Global. Bank Indonesia. Diakses pada 27 Oktober 2020 dari https://www.bi.go.id/id/publikasi/ekonomi-keuangan-kerjasama- internasional/Documents/Bab_5_Artikel_1_2020.pdf
Pusat Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia Digital. Available at https://kbbi.web.id
Ranjabar. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bogor: PT Ghalia Indonesia.
Republika. (2020). Khofifah Ingatkan Dampak Sosial Ekonomi dari Wabah COVID-19. Diakses pada 26 Oktober 2020 dari https://republika.co.id/berita/q7ug32384/khofifah-ingatkan-dampak- sosialekonomi-dari-wabah-covid19
Rizqon. (2020). Dampak COVID-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i. Universitas Kebangsaan Malaysia. 7 (5), 396-397
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
World Health Organization. (2020). Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus causes it. diakses pada 27 Oktober 2020 dari https://who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical- guidence/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-
that-causes-it
Worldometer. (2020) Kasus Penyebaran COVID-19 di Indonesia. Diakses pada 26
Oktober 2020 dari https://worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/
Posting Komentar untuk "DAMPAK COVID-19 TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT"