Zaha Hadid : "Ratu" Arsitek Dunia
Zaha Hadid : "Ratu" Arsitek Dunia - Setelah selama 180 tahun, The Royal Institute of British Architects (RIBA) kini melakukan koreksi diri mereka sendiri, dengan memberikan penghargaan tertingginya kepada seorang wanita berupa Medali Emas RIBA Royal.
Al-Wakrah Stadium di Doha, Qatar. Stadion tersebut dibuat oleh Zaha Hadid untuk event Piala Dunia 2022 di Qatar. Bangunan tersebut menjadi kontroversi ketika banyak pekerjanya tewas selama pembangunan berlangsung.
Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden RIBA, Jane Duncan ketika berpidato dalam seremoni ajang RIBA Award di London, Inggris Februari silam. Mereka memberikan penghargaan tersebut kepada Zaha Hadid. Zaha menjadi wanita pertama yang memperoleh penghargaan tertinggi dari RIBA tersebut.
"Berbicara sebagai satu dari tiga presiden yang pernah memimpin RIBA, ini merupakan hal paling besar yang kami lakukan di tahun 2016 ini dengan memilih wanita pertama pemenang Royal Gold Medallist," kata Duncan kepada para tamu saat makan malam penghormatan bagi Zaha.
Zaha menjadi pemenang adalah sebuah realisasi dari usaha keras seorang wanita untuk mencapai puncak tertinggi dalam keprofesian arsitek dunia.
Pemberian penghargaan tertinggi RIBA kepada Zaha diakui Duncan merupakan sebuah keterlambatan yang harusnya bisa dilakukan di tahun lalu.
Didirikan pada 1848, Medali Emas RIBA Royal merupakan anugerah tahunan yang diberikan atas nama Kerajaan Inggris untuk individu atau kelompok yang karyanya telah berkontribusi baik secara langsung maupun tak langsung bagi kemajuan arsitektur.
Siapa Zaha Hadid?
Pendiri Archigram, Peter Cook menggambarkan Zaha sebagai "heroin" dan hasil kerjanya sebagai sesatu yang unik dan spesial.
"Pekerjaannya meskipun penuh bentuk, gaya, dan perangai tak terbendung, memiliki kualitas yang sebagian dari kita mungkin menyebutnya sebagai mata sempurna. Selama tiga dekade dari sekarang ia telah membuat sesuatu yang berani," tambahnya.
Berkaitan dengan apresiasi RIBA, Zaha mengatakan bangga bisa menjadi wanita pertama yang menerima penghargaan tersebut.
"Kita sekarang sudah banyak melihat arsitek wanita di dunia dan itu bukan satu hal yang mudah," tambahnya.
Proyek-proyek lainnya yang turut menjadi portofolio luar biasa Zaha adalah Rumah Opera Guangzhou di China (2010), Dongdaemun Design Plaza di Korea Selatan (2014), dan Museum Corones Gunung Messner di Italia (2015).
Selain RIBA Royal Gold Medal, penghargaan Hadid lainnya adalah Pritzker Prize, the Republic of France's Commandeur de l'Ordre des Arts et des Lettres, Japan's Praemium Imperiale, and is a Dame Commander of the Order of the British Empire, dan dua kali Penghargaan Stirling(Properti Indonesia)
Al-Wakrah Stadium di Doha, Qatar. Stadion tersebut dibuat oleh Zaha Hadid untuk event Piala Dunia 2022 di Qatar. Bangunan tersebut menjadi kontroversi ketika banyak pekerjanya tewas selama pembangunan berlangsung.
Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden RIBA, Jane Duncan ketika berpidato dalam seremoni ajang RIBA Award di London, Inggris Februari silam. Mereka memberikan penghargaan tersebut kepada Zaha Hadid. Zaha menjadi wanita pertama yang memperoleh penghargaan tertinggi dari RIBA tersebut.
"Berbicara sebagai satu dari tiga presiden yang pernah memimpin RIBA, ini merupakan hal paling besar yang kami lakukan di tahun 2016 ini dengan memilih wanita pertama pemenang Royal Gold Medallist," kata Duncan kepada para tamu saat makan malam penghormatan bagi Zaha.
Zaha menjadi pemenang adalah sebuah realisasi dari usaha keras seorang wanita untuk mencapai puncak tertinggi dalam keprofesian arsitek dunia.
Pemberian penghargaan tertinggi RIBA kepada Zaha diakui Duncan merupakan sebuah keterlambatan yang harusnya bisa dilakukan di tahun lalu.
Didirikan pada 1848, Medali Emas RIBA Royal merupakan anugerah tahunan yang diberikan atas nama Kerajaan Inggris untuk individu atau kelompok yang karyanya telah berkontribusi baik secara langsung maupun tak langsung bagi kemajuan arsitektur.
Siapa Zaha Hadid?
Pendiri Archigram, Peter Cook menggambarkan Zaha sebagai "heroin" dan hasil kerjanya sebagai sesatu yang unik dan spesial.
"Pekerjaannya meskipun penuh bentuk, gaya, dan perangai tak terbendung, memiliki kualitas yang sebagian dari kita mungkin menyebutnya sebagai mata sempurna. Selama tiga dekade dari sekarang ia telah membuat sesuatu yang berani," tambahnya.
Berkaitan dengan apresiasi RIBA, Zaha mengatakan bangga bisa menjadi wanita pertama yang menerima penghargaan tersebut.
"Kita sekarang sudah banyak melihat arsitek wanita di dunia dan itu bukan satu hal yang mudah," tambahnya.
Proyek-proyek lainnya yang turut menjadi portofolio luar biasa Zaha adalah Rumah Opera Guangzhou di China (2010), Dongdaemun Design Plaza di Korea Selatan (2014), dan Museum Corones Gunung Messner di Italia (2015).
Selain RIBA Royal Gold Medal, penghargaan Hadid lainnya adalah Pritzker Prize, the Republic of France's Commandeur de l'Ordre des Arts et des Lettres, Japan's Praemium Imperiale, and is a Dame Commander of the Order of the British Empire, dan dua kali Penghargaan Stirling(Properti Indonesia)
Posting Komentar untuk "Zaha Hadid : "Ratu" Arsitek Dunia"