Han Awal, Arsitek Legendaris Indonesia, Tutup Usia
Han Awal, Arsitek Legendaris Indonesia, Tutup Usia - Salah satu arsitek legendaris Indonesia yang sangat bertalenta, Han Awal, tutup usia pada Sabtu (14/5/2016) dalam usia 85 tahun. Mari kita kenang sosoknya dalam ulasan mengenai sepak terjang Han Awal berikut ini.
Selama masa aktifnya, Han Awal banyak terlibat dalam proyek pemugaran bangunan-bangunan lama dan bersejarah di Indonesia. Pada tahun 1980-an, ia terlibat dalam proyek pemugaran Gereja Katedral Jakarta di kawasan Lapangan Banteng yang sudah mengalami kerusakan berat di berbagai bagian. Lalu pada awal tahun 1990-an, pria kelahiran Malang Jawa Timur, 16 September 1930 tersebut ikut serta dalam proyek pemugaran Gedung Arsip Nasional Indonesia di Jalan Gajah Mada.
Tak sampai di situ saja, Han Awal pun punya andil dalam melestarikan bangunan Gedung Bank Indonesia yang begitu gagah berdiri hingga sekarang di pusat Kota Jakarta, serta Gereja Immanuel di daerah Gambir, Jakarta. Ia juga terlibat dalam pembangunan Gedung Conefo 1964-1972, yang kini lebih dikenal dengan Gedung DPR-MPR. Karya Han lainnya ialah kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi dan Gedung Sekolah Pangudi Luhur di Kebayoran Baru, Jakarta.
Han Awal yang terlahir dengan nama asli Han Hoo Tjawan, menjalani pendidikan arsiteknya di Technische Hoogeschool di Delft, Belanda, dan lulus pada tahun 1960 dari Technische Universitata, Berlin Barat, Jerman. Ia disebut-sebut sebagai hasil dari pendidikan modern dengan gaya yang klasik. Itulah mengapa ia mampu memberikan nilai-nilai pada kebaikan yang berbeda dalam banyak lingkungan dan masa. Dari keseluruhan praktik profesionalnya sebagai arsitek, Han menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang modernis yang sangat menghargai dan mencintai warisan masa lampau.
Sebagai apresiasi atas karyanya yang berpengaruh di bidang budaya, Han Awal dianugerahi penghargaan Profesor AA Teeuw, guru besar kajian budaya Indonesia di Universitas Leiden, Belanda. Penghargaan dua tahunan yang sudah dilangsungkan sejak tahun 1992 tersebut diberikan kepada warga Indonesia yang dinilai berjasa meningkatkan hubungan kebudayan antara Negara Belanda dengan Tanah Air Indonesia. Kehebatan serta prestasinya di bidang arsitektur juga membawa dirinya meraih penghargaan International Award of Excellence Unesco Asia Pasific Heritage untuk bangunan gedung Museum Arsip Nasional.
Semoga karya peninggalan serta jasa Han Awal untuk dunia arsitektur khususnya di Indonesia dapat terus terjaga dan dikenang oleh seluruh masyarakat.(Berita Properti untuk Properti Indonesia)
Promotion: Rumah di Bintaro, Casa Bellevue Bintaro, rumah bangun cepat, nhome propertindo
Selama masa aktifnya, Han Awal banyak terlibat dalam proyek pemugaran bangunan-bangunan lama dan bersejarah di Indonesia. Pada tahun 1980-an, ia terlibat dalam proyek pemugaran Gereja Katedral Jakarta di kawasan Lapangan Banteng yang sudah mengalami kerusakan berat di berbagai bagian. Lalu pada awal tahun 1990-an, pria kelahiran Malang Jawa Timur, 16 September 1930 tersebut ikut serta dalam proyek pemugaran Gedung Arsip Nasional Indonesia di Jalan Gajah Mada.
Tak sampai di situ saja, Han Awal pun punya andil dalam melestarikan bangunan Gedung Bank Indonesia yang begitu gagah berdiri hingga sekarang di pusat Kota Jakarta, serta Gereja Immanuel di daerah Gambir, Jakarta. Ia juga terlibat dalam pembangunan Gedung Conefo 1964-1972, yang kini lebih dikenal dengan Gedung DPR-MPR. Karya Han lainnya ialah kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi dan Gedung Sekolah Pangudi Luhur di Kebayoran Baru, Jakarta.
Han Awal yang terlahir dengan nama asli Han Hoo Tjawan, menjalani pendidikan arsiteknya di Technische Hoogeschool di Delft, Belanda, dan lulus pada tahun 1960 dari Technische Universitata, Berlin Barat, Jerman. Ia disebut-sebut sebagai hasil dari pendidikan modern dengan gaya yang klasik. Itulah mengapa ia mampu memberikan nilai-nilai pada kebaikan yang berbeda dalam banyak lingkungan dan masa. Dari keseluruhan praktik profesionalnya sebagai arsitek, Han menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang modernis yang sangat menghargai dan mencintai warisan masa lampau.
Sebagai apresiasi atas karyanya yang berpengaruh di bidang budaya, Han Awal dianugerahi penghargaan Profesor AA Teeuw, guru besar kajian budaya Indonesia di Universitas Leiden, Belanda. Penghargaan dua tahunan yang sudah dilangsungkan sejak tahun 1992 tersebut diberikan kepada warga Indonesia yang dinilai berjasa meningkatkan hubungan kebudayan antara Negara Belanda dengan Tanah Air Indonesia. Kehebatan serta prestasinya di bidang arsitektur juga membawa dirinya meraih penghargaan International Award of Excellence Unesco Asia Pasific Heritage untuk bangunan gedung Museum Arsip Nasional.
Semoga karya peninggalan serta jasa Han Awal untuk dunia arsitektur khususnya di Indonesia dapat terus terjaga dan dikenang oleh seluruh masyarakat.(Berita Properti untuk Properti Indonesia)
Promotion: Rumah di Bintaro, Casa Bellevue Bintaro, rumah bangun cepat, nhome propertindo
Posting Komentar untuk "Han Awal, Arsitek Legendaris Indonesia, Tutup Usia"