Hikmah luar biasa di balik puasa Ramadhan
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Salawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Berikut adalah beberapa hikmah di balik puasa Ramadhan yang kami sajikan dari beberapa kalam ulama.
Semoga bermanfaat.
1. Menggapai Derajat Takwa Allah Ta'ala berfirman,
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." ( Qs. Al Baqarah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih derajat yang mulia ini. Ini karena dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut. Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima 'dengan istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat cenderung dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa. 2. Hikmah di balik meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah.
Dalam hadits qudsi, Allah Ta'ala berfirman,
يدع شهوته وطعامه من أجلى
"Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku".
Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah: Pertama, dapat mengendalikan jiwa . Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan. Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-perkaral baik dan sibuk mengingat Allah. Ketika seseorang terlalu disibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lezat, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah.
Oleh karena itu, ketika hati tidak disibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak keras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah. Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang cukup kebutuhan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu. Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah.Sedangkan syatan berada pada jalan darahnya manusia.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
إن الشيطان يجرى من ابن آدم مجرى الدم
"Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah." Jadi puasa dapat mencegah setan yang seringkali memberikan was-was.Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian.
3. Mulai berubah menjadi lebih baik di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja. "Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai kata maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ,
ن لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى أن يدع طعامه وشرابه
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak perlu dari rasa lapar dan haus yang dia tahan."
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ليس الصيام من الأكل والشرب, إنما الصيام من اللغو والرفث, فإن سابك أحد أو جهل عليك فلتقل: إني صائم, إني صائم
"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagha dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau menganggumu, katakanlah padanya, "Aku sedang puasa, aku sedang puasa". "Lagha adalah perkataan sia-sia dan sepertinya yang tidak menguntungkan. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula berarti kata-kata kotor. Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat.
Orang yang dulu malas shalat 5 waktu seharusnya menjadi sadar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama'ah bagi kaum pria, harus pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal ini tetap dijaga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وإن أحب العمل إلى الله أدومه وإن قل
"(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah praktek yang berkelanjutan meskipun sedikit. "Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama'ah, shalat malam, gemar bersedekah dan berpakaian muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman.
Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, "Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja." Ingatlah pula pesan dari Ka'ab, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbersit dalam hatinya bahwa setelah lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).
"4. Kesempatan untuk saling berkasih sayang dengan orang miskin dan merasakan penderitaan mereka Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi orang miskin. Ini karena orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian waktunya. Kondisi ini pun orang miskin rasakan begitu lama.
Akhirnya ia pun bersikap lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan alasan inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah.Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan haus sebagaimana yang dirasakan oleh mereka-mereka tadi.Inilah yang menyebabkan derajatnya meningkat di sisi Allah.
Inilah beberapa hikmah syar'i yang luar biasa di balik puasa Ramadhan. Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.
Sebagian ulama mengatakan, "Para salaf biasa berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dapat bertemu dengan bulan Ramadhan. Dan 6 bulan sisanya mereka berdoa agar amalan-amalan mereka diterima ". Hikmah Puasa yang Keliru Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian kalangan bahwa puasa dapat menyehatkan badan (seperti dapat menurunkan berat badan, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes), maka itu semua adalah hikmah sampingan saja dan bukan hikmah utama .
Sehingga harus seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah syar'i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan nikmat sehat semata-mata. Ini karena jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan dan kemaslahatan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan hilang walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sehat yang dia cari-cari.
Allah Ta'ala berfirman,
من كان يريد حرث الآخرة نزد له في حرثه ومن كان يريد حرث الدنيا نؤته منها وما له في الآخرة من نصيب
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. "(Qs. Asy Syuraa: 20)
Ibnu 'Abbas mengatakan," Orang yang gemar berbuat riya' akan diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Mereka sama sekali tidak akan dizalimi. Namun ingatlah, barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan shalat atau amalan shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah:
"Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Akan tetapi, amalannya akan lenyap di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang rugi
"." Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah sampingan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari.Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari.
Ingatlah selalu nasihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
من كانت الآخرة همه جعل الله غناه فى قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهى راغمة ومن كانت الدنيا همه جعل الله فقره بين عينيه وفرق عليه شمله ولم يأته من الدنيا إلا ما قدر له
"Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya . Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.
"Adapun hadits yang mengatakan,
صوموا
تصحوا" Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat. "Perlu diketahui bahwa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits dho'if) menurut ulama ahli hadits.Semoga kita bisa menarik hikmah berharga di balik puasa kita di bulan penuh kebaikan, bulan Ramadhan.
Semoga bermanfaat.
1. Menggapai Derajat Takwa Allah Ta'ala berfirman,
يا أيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." ( Qs. Al Baqarah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahwa di antara hikmah puasa adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat takwa dan puasa adalah sebab meraih derajat yang mulia ini. Ini karena dalam puasa, seseorang akan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Inilah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam puasa dapat kita lihat dalam berbagai hal berikut. Pertama, orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap yang Allah larang ketika itu yaitu dia meninggalkan makan, minum, berjima 'dengan istri dan sebagainya yang sebenarnya hati sangat cenderung dan ingin melakukannya. Ini semua dilakukan dalam rangka taqorrub atau mendekatkan diri pada Allah dan meraih pahala dari-Nya. Inilah bentuk takwa.
Kedua, orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan kesenangan-kesenangan duniawi yang ada. Namun dia mengetahui bahwa Allah selalu mengawasi diri-Nya. Ini juga salah bentuk takwa yaitu merasa selalu diawasi oleh Allah. Ketiga, ketika berpuasa, setiap orang akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan. Dan ketaatan merupakan jalan untuk menggapai takwa. Inilah sebagian di antara bentuk takwa dalam amalan puasa. 2. Hikmah di balik meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia Di dalam berpuasa, setiap muslim diperintahkan untuk meninggalkan berbagai syahwat, makanan dan minuman. Itu semua dilakukan karena Allah.
Dalam hadits qudsi, Allah Ta'ala berfirman,
يدع شهوته وطعامه من أجلى
"Dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku".
Di antara hikmah meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia ketika berpuasa adalah: Pertama, dapat mengendalikan jiwa . Rasa kenyang karena banyak makan dan minum, kepuasan ketika berhubungan dengan istri, itu semua biasanya akan membuat seseorang lupa diri, kufur terhadap nikmat, dan menjadi lalai. Sehingga dengan berpuasa, jiwa pun akan lebih dikendalikan. Kedua, hati akan menjadi sibuk memikirkan hal-perkaral baik dan sibuk mengingat Allah. Ketika seseorang terlalu disibukkan dengan kesenangan duniawi dan terbuai dengan makanan yang dia lezat, hati pun akan menjadi lalai dari memikirkan hal-hal yang baik dan lalai dari mengingat Allah.
Oleh karena itu, ketika hati tidak disibukkan dengan kesenangan duniawi, juga tidak disibukkan dengan makan dan minum ketika berpuasa, hati pun akan bercahaya, akan semakin lembut, hati pun tidak keras dan akan semakin mudah untuk tafakkur (merenung) serta berdzikir pada Allah. Ketiga, dengan menahan diri dari berbagai kesenangan duniawi, orang yang cukup kebutuhan akan semakin tahu bahwa dirinya telah diberikan nikmat begitu banyak dibanding orang-orang fakir, miskin dan yatim piatu yang sering merasakan rasa lapar. Dalam rangka mensyukuri nikmat ini, orang-orang kaya pun gemar berbagi dengan mereka yang tidak mampu. Keempat, dengan berpuasa akan mempersempit jalannya darah.Sedangkan syatan berada pada jalan darahnya manusia.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
إن الشيطان يجرى من ابن آدم مجرى الدم
"Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah." Jadi puasa dapat mencegah setan yang seringkali memberikan was-was.Puasa pun dapat menekan syahwat dan rasa marah. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan puasa sebagai salah satu obat mujarab bagi orang yang memiliki keinginan untuk menikah namun belum kesampaian.
3. Mulai berubah menjadi lebih baik di bulan Ramadhan tentu saja setiap muslim harus menjauhi berbagai macam maksiat agar puasanya tidak sia-sia, juga agar tidak mendapatkan lapar dan dahaga saja.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja. "Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari rasani orang lain (baca: ghibah), dari berbagai kata maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda ,
ن لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى أن يدع طعامه وشرابه
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak perlu dari rasa lapar dan haus yang dia tahan."
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ليس الصيام من الأكل والشرب, إنما الصيام من اللغو والرفث, فإن سابك أحد أو جهل عليك فلتقل: إني صائم, إني صائم
"Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagha dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau menganggumu, katakanlah padanya, "Aku sedang puasa, aku sedang puasa". "Lagha adalah perkataan sia-sia dan sepertinya yang tidak menguntungkan. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula berarti kata-kata kotor. Oleh karena itu, ketika keluar bulan Ramadhan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya karena dia sudah ditempa di madrasah Ramadhan untuk meninggalkan berbagai macam maksiat.
Orang yang dulu malas shalat 5 waktu seharusnya menjadi sadar dan rutin mengerjakannya di luar bulan Ramadhan. Juga dalam masalah shalat Jama'ah bagi kaum pria, harus pula dapat dirutinkan dilakukan di masjid sebagaimana rajin dilakukan ketika bulan Ramadhan. Begitu pula dalam bulan Ramadhan banyak wanita muslimah yang berusaha menggunakan jilbab yang menutup diri dengan sempurna, maka di luar bulan Ramadhan seharusnya hal ini tetap dijaga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وإن أحب العمل إلى الله أدومه وإن قل
"(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah praktek yang berkelanjutan meskipun sedikit. "Ibadah dan amalan ketaatan bukanlah ibarat bunga yang mekar pada waktu tertentu saja. Jadi, ibadah shalat 5 waktu, shalat jama'ah, shalat malam, gemar bersedekah dan berpakaian muslimah, bukanlah jadi ibadah musiman.
Namun sudah seharusnya di luar bulan Ramadhan juga tetap dijaga. Para ulama seringkali mengatakan, "Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah (rajin ibadah, -pen) hanya pada bulan Ramadhan saja." Ingatlah pula pesan dari Ka'ab, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lantas terbersit dalam hatinya bahwa setelah lepas dari Ramadhan akan berbuat maksiat pada Rabbnya, maka sungguh puasanya itu tertolak (tidak bernilai apa-apa).
"4. Kesempatan untuk saling berkasih sayang dengan orang miskin dan merasakan penderitaan mereka Puasa akan menyebabkan seseorang lebih menyayangi orang miskin. Ini karena orang yang berpuasa pasti merasakan penderitaan lapar dalam sebagian waktunya. Kondisi ini pun orang miskin rasakan begitu lama.
Akhirnya ia pun bersikap lemah lembut terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka. Dengan alasan inilah ia mendapatkan balasan melimpah dari sisi Allah.Begitu pula dengan puasa seseorang akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang miskin, fakir, yang penuh kekurangan. Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan haus sebagaimana yang dirasakan oleh mereka-mereka tadi.Inilah yang menyebabkan derajatnya meningkat di sisi Allah.
Inilah beberapa hikmah syar'i yang luar biasa di balik puasa Ramadhan. Oleh karena itu, para salaf sangatlah merindukan bertemu dengan bulan Ramadhan agar memperoleh hikmah-hikmah yang ada di dalamnya.
Sebagian ulama mengatakan, "Para salaf biasa berdoa kepada Allah selama 6 bulan agar dapat bertemu dengan bulan Ramadhan. Dan 6 bulan sisanya mereka berdoa agar amalan-amalan mereka diterima ". Hikmah Puasa yang Keliru Adapun hikmah puasa yang biasa sering dibicarakan sebagian kalangan bahwa puasa dapat menyehatkan badan (seperti dapat menurunkan berat badan, mengurangi resiko stroke, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi resiko diabetes), maka itu semua adalah hikmah sampingan saja dan bukan hikmah utama .
Sehingga harus seseorang meniatkan puasanya untuk mendapatkan hikmah syar'i terlebih dahulu dan janganlah dia berpuasa hanya untuk mengharapkan nikmat sehat semata-mata. Ini karena jika niat puasanya hanya untuk mencapai kenikmatan dan kemaslahatan duniawi, maka pahala melimpah di sisi Allah akan hilang walaupun dia akan mendapatkan nikmat dunia atau nikmat sehat yang dia cari-cari.
Allah Ta'ala berfirman,
من كان يريد حرث الآخرة نزد له في حرثه ومن كان يريد حرث الدنيا نؤته منها وما له في الآخرة من نصيب
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. "(Qs. Asy Syuraa: 20)
Ibnu 'Abbas mengatakan," Orang yang gemar berbuat riya' akan diberi balasan kebaikan mereka di dunia. Mereka sama sekali tidak akan dizalimi. Namun ingatlah, barangsiapa yang melakukan amalan puasa, amalan shalat atau amalan shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah:
"Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Akan tetapi, amalannya akan lenyap di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari keuntungan dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang rugi
"." Sehingga yang benar, puasa harus dilakukan dengan niat ikhlas untuk mengharap wajah Allah. Sedangkan nikmat kesehatan, itu hanyalah hikmah sampingan saja dari melakukan puasa, dan bukan tujuan utama yang dicari-cari.Jika seseorang berniat ikhlas dalam puasanya, niscaya nikmat dunia akan datang dengan sendirinya tanpa dia cari-cari.
Ingatlah selalu nasihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
من كانت الآخرة همه جعل الله غناه فى قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهى راغمة ومن كانت الدنيا همه جعل الله فقره بين عينيه وفرق عليه شمله ولم يأته من الدنيا إلا ما قدر له
"Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya . Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.
"Adapun hadits yang mengatakan,
صوموا
تصحوا" Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat. "Perlu diketahui bahwa hadits semacam ini adalah hadits yang lemah (hadits dho'if) menurut ulama ahli hadits.Semoga kita bisa menarik hikmah berharga di balik puasa kita di bulan penuh kebaikan, bulan Ramadhan.
Posting Komentar untuk " Hikmah luar biasa di balik puasa Ramadhan"